Minggu, 13 September 2009

SAJAK YANG MENANGIS









SEKARAT
( By Martha )



Ribuan kata sesal tak henti - hentinya
Berhambur......
Membentuk ion tak kasat mata
Dari mulut busuk ini



Membaur......
Dalam udara
Yang tak lagi tecium segarnya



Hanya balada syahdu
Pilu mendayu
Penuhi Atmosfir yang tak lagi damai



Aku tekurung dalam kesesakanku



Aku tercekik !!!!!



Sekarat dalam Delusif panjangku
Ketika ku dapati
Auramu tak lagi berwarna
Dan perawan sucimu tak lagi hijau



Sel otakku terus bereaksi
Menjadikan letupan - letupan panas
Dalam tabung reaksi yang berisi cairan emosi
Ketika sang waktu MEMASUNGKU

Saat menyaksikan....

Tangan - tangan SETAN MERAMPAS INDAHMU



Maafkan aku
Tak bisa menjadi pahlawanmu


DI UJUNG PEDANG
( by Martha )
Hijau adalah khayalanku
Biru adalah mimpiku
Merah adalah airmata kemarahanku
Kelabu adalah hari-hariku di negeri panas ini
Dan...
Hitan adalah mimpi burukku yang tak ingin nu lihat
Pecutan cambuk
Sumpah serapah
Pukulan-pukulan maut
Di siksa
Di aniaya
Di beri makanan sisa
Hijau adalah khayalanku
Biru adalah mimpiku Merah adalah airmata kemarahanku
Kelabu adalah hari-hariku di negeri panas ini
dan...
Hitam adalah mimpi burukku yang tak ingin ku lihat
Pecutan cambuk
Sumpah serapah,
Bahkan....
Kehormatanku di renggutnya pula
Semua itu
adalah satu warna
Dalam hidupku
Hitam, kelam
Bedebah tentang semua itu
Yang ku ingin hanyalah
Keluar dari neraka terkutuk ini
Aku sudah terlalu muak dengan tuan ku
Yang telah membinatangkan manusia sepertiku
Yang hanya seorang kacung udik
Yang ku ingin hanyalah
Bernafas sebebas-bebasnya
Dan....
Aku hanya ingin kembali
Pada pelukan ibu pertiwi
Tanah kelahiranku
Aku ingin kembali ke negeriku
Dimana aku bisa berkumpul
Dengan anak-anak dan suamiku,
Ayah-Ibu ku,
Juga sawah-ladangku
Akankah mimpi terindah ini...
Akan menjadi nyata
Bila setelah terbenamnya matahari
Nyawaku berada di ujung pedang berkilat itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar